Dulu, kami biasa main tamplekan. Ini, adalah ala-ala bulu tangkis. Aturannya pun, sama persis. Bedanya, tanpa net, tidak harus dengan shuttlecock, juga tidak mungkin menggunakan raket. Juga bisa dimainkan di manapun. Tidak harus dalam tanah lapang berukuran tertentu.
Kami biasa memainkannya di sore hari, sebelum atau sesudah Ashar hingga menjelang Maghrib. Biasanya di jalan atau halaman yang cukup lapang untuk bergerak namun tidak terlalu besar.
Bola tamplekan dibuat dari beberapa plastik yang dilipat-liat dan dikucir ujungnya dengan karet. Kalau beruntung, kami bisa main dengan bekas shuttlecock milik tetangga. Sedangkan pemukulnya dari kayu, bekas tempat pensil, atau apapun yang bisa dijadikan pemukul.
Tamplekan sendiri, tidak bisa secara resmi dikatakan sebagai nama permainan. Tapi lebih sebagai representasi dari apa yang kami lakukan, yaitu saling menamplek (semacam memukul tapi mengandung arti melambungkan bola juga).
Saya tidak ingat betul, kapan terakhir kali kami main tamplekan. Mungkin, saat permainan digital semakin marak. Atau, ketika harga televisi menjadi lebih murah dan stasiun tivi jadi lebih banyak.
Sebenarnya, saya senang dengan permainan ini. Dan berharap bisa memainkannya lagi :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar